Thursday, May 3, 2012

Catatan Kuliah : Teori - Teori Komunikasi AntarPribadi


Teori - Teori Komunikasi AntarPribadi
        Dalam ilmu komunikasi setidaknya kita bisa bertemu dengan 2 (dua) pendekatan teoritik. Pertama , teori objektif dan kedua teori interpretif. Dalam teori objektif, teori berfungsi menjelaskan masa  lalu dan masa kini serta mempraktikan masa depan. Oleh karena itu, satu teori dianggap baik apabila teori tersebut sederhana (simplicity), bisa diuji (testability), dan berguna (usefulness).

A. APREHENSI KOMUNIKASI

        Ada yang menyatakan bahwa aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain karena kekhawatiran dan ketakutannya, tak memiliki pikiran apapun dalam benaknya dan juga tidak memahami sebab akibat sosial sehingga menjadi orang yang “mati rasa”. Ada juga yang menyebutkan bahwa aprehensi komunikasi itu terjadi manakala individu memandang pengalaman komunikasinya itu tidak menyenangkan dan merasa takut berkomunikasi. Teori aprehensi komunikasi juga banyak dipergunakan untuk menjelaskan situasi komunikasi kelompok. Namun, banyak ilmuan komunikasi yang menggunakan teori ini juga untuk menjelaskan komunikasi antarpribadi atau menggunakanya dalam latar atau konteks komunikasi antarpribadi.

       " McCroskey sendiri menyatakan bahwa aprehensi komunikasi     itu muncul pada manusia karena pengaruh suasana komunikasi di rumahnya. Dinyatakan bahwa factor-faktor lingkungan rumah, seperti jumlah percakapan dengan anggota keluarga dan gaya interaksi anak-orang tua akan mempengaruhi perilaku komunikasi anak. Ini menunjukan bahwa lingkungan keluarga menjadi penentu penting ada tidaknya "
Penyebab aprehensi komunikasi itu ada yang mengelompokan menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut :

  1. Aktivitas berlebihan. Hal ini menunjukan bahwa secara psikologis kita terlalu aktif sebelum kegiatannya sendiri dilakukan.
  2. Pemprosesan kognitif yang tidak tepat. Hal ini untuk menunjukan rasa tidak nyaman dalam menghadapi kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, penyebab aprehensi komunikasi ini dipandang terkait dengan bagaimana kita berpikir tentang komunikasi dan bagaimana proses komunikasi itu dipandang menakutkan.
  3. Keterampilan komunikasi  yang tak memadai. Ini untuk menunjukan bahwa kita tak tahu bagaimana berkomunikasi secara efektif. Jika kita merasa tidak terampil berkomunikasi maka dengan sendirinya kita pun akan memandang kegiatan komunikasi merupakan kegiatan yang menegangkan.


B. SELF-DISCLOSURE
        Self disclosure merupakan kajian komunikasi dari perspektif internasional. Sesuai dengan istilah untuk menyebut perspektif ini maka perhatian utama dalam tindak komunikasi adalah aspek interaksi. Dalam interaksi tersebut terlibat indikator-indikator sebagai individu – sosial. Yakni individu yang mengembangkan segenap potensi kemanusian melalui interaksi sosial(fister:1986:243). Pada self-disclosure orang membuka diri dan menyatakan informasi tentang dirinya pada lawan komunikasinya. Bahkan informasi yang di ungkapkan pun bukan informasi yang biasa-biasa saja melainkan informasi yang mendalam tentang dirinya.

C. TEORI PENETRASI SOSIAL
        Teori ini pada intinya menyatakan bahwa kedekatan antarpribadi itu berlangsung secara bertahap (gradual) dan berurutan yang di mulai  dari tahap biasa-biasa saja hingga tahap intim sebagai salah satu fungsi dari dampak saat ini maupun dampak masa depannya.
        Dalam teori ini dinyatakan bahwa relasi akan menjadi semakin intim apabila disclosure berlangsung artinya, orang-orang yang menjalin komunikasi antarpribadi masing-masing melakukan, self-disclosure. Pada dasarnya, konsep penetrasi sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu berkembang, gagal untuk berkembang atau berhenti. Konsep ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses seperti itu bisa terjadi.

D. TEORI PENGURANGAN KETIDAK PASTIAN
        Teori ini menjelaskan, hal tersebut dilakukan manusia guna mengurangi ketidakpastian atau meningkatkan prediktabilitas perilaku masing-masing dalam interaksi yang akan mereka kembangkan.
Menggali pengetahuan berupa memahami itulah yang merupakan perhatian utama kita saat bertemu dengan seseorang  yang belum kita kenal. Oleh karena itu, kita akan berusaha mengetahui dan memahami siapa orang tersebut.

        Teori pengurangan ketidakpastian ini mengungkap beberapa aksioma, yang berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia dalam menjalin relasi antarpribadi.
Aksioma tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Komunikasi verbal : mengahdapi tingginya ketidakpastian pada awal       perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal.
  2. Kehangatan non verbal :begitu terjadi peningkatan ekspresi nonverbal maka derajat ketidakpastian akan berkurang pada situasi awal interaksi.
  3. Pencarian informasi : tingginya derajat ketidak pastian akan meningkatkam prilaku informasi
  4. Self-disclosure: tingginya ketidakpastian dalam 1 relasi akan menurunkan derajat intim dalam komunikasi
  5. Timbal balik: tingginya ketidakpastian menghasilkan tingginya tinkat timbal balik.



E. TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL
       Relasi antarpribadi itu tidak statis atau menurut teori dialektika relational, bersifat cair. Orang-orang yang menjalin relasi dan berkomunikasi antarpribadi pada batinya mengalami apa yang dinamakan tarikan konfli. Tarikan konflik itulah yang menyebabkan relasi menjadi selalu berada dalam kondisi cair, yang di kenal sebagai ketegangan dialektis. Antara harmonis dan konflik atau antara akrab dan musuhan.

F. TEORI PENILAIAN SOSIAL
       Dalam melakukan penilaian terhadap pesan yang diterima, orang bisa melakukan dua hal, pertama mengkontraskan dan kedua mengasimilasikan. Kontras merupakan distorsi perseptual yang membawa pada polarisasi ide. Sedangkan asimilasi menunjukan kekeliruan penilaian yang bertentangan.Ini terjadi apabila pesan yang disampaikan diterima dalam sikap pendengarnya pada wilayah penerimaan. Teori penilaian sosial melihat pengaruh komunikasi antarpribadi melalui bagaimana individu di pengaruhi oleh kelompok acuannya, yakni kelompok yang digunakan untuk merumuskan identitas individu tersebut, menurut teori ini maka sikap kita dipetakan dalam 1 kontinum, menurut teori ini maka sikap kita tidak bisa berada dalam 1 wilayah tertentu yang dinamakan latitude.
       Ada tiga hal yang dikemukaakan “Teori Penilaain Sosial” ini yang sudah di uji melalui eksperimen yang bisa di pergunakan untuk mengkaji pengaruh komunikasi antarpribadi.
Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Pembicaraan yang memiliki kredibilitas tinggi akan mampu menyampaikan pesan yang masuk ke dalam wilayah penerimaan pendengarnya.
  2. Ambiguitas seringkali lebih baik dibandingkan dengan kejelasan.
  3. Ada orang yang sangat dogmatis dalam setiap permasalahan. Oleh karena itu, wilayah penolaknya besar.
       Teori ini menyatakan makin besar perbedaan antara pendapat pembicara dan pandangan pendengaranya maka akan makin besar juga perubahan sikapnya, sejauh pesan tersebut berada dalam wilayah penerimaannya. Selain itu keterlibatan ego yang tinggi menunjukan luasnya wilayah penolakan.

Sumber : Buku Komunikasi AntarPribadi Universitas Terbuka

No comments:

Post a Comment