Friday, April 6, 2012

Catatan Kuliah : Komunikasi Nonverbal Dalam Komunikasi Antar Pribadi

KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Dalam komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-pesan nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan, terkadang malah menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut. pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Mimik wajah, gerak tangan atau sentuhan merupakan bahasa  tubuh yang banyak menyertai komunikasi antarpribadi. Selain itu, komunikasi nonverbal yang menyampaikan pesan dalam wujud sisiran/potongan rambut, model pakaian yang dikenakan atau jarak yang diambil antara komunikator dan komunikan dalam kegiatan komunikasi.

1. PENGERTIAN KOMUNIKASI NONVERBAL DAN BAHASA TUBUH

                Dalam daftar istilah Cultural and Communication Studies, Sebuah Pengantar Paling Komprehensif dinyatakan, komunikasi nonverbal adalah ”semua eksprsi eksternal selain kata-kata terucap atau tertulis (spoken and written word), termasuk gerak tubuh, karakteristik penampilan, karakteristik suara, dan penggunaan ruang dan jarak (Fiske, 2004;281). Sedangkan Harris (1990:7) menyebutkan komunikasi nonverbal diacukan pada bahasa tubuh, seperti gerak-gerik tubuh. Pengertian yang lebih ringkas diberikan Jandt (1998:97) yang menyebut komunikasi nonverbal sebagai ”pesan yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata”.
                Secara sederhana bahasa tubuh dapat diartikan, ”penyampaian pesan nonlisan yang menggunakan kemampuan seluruh anggota badan untuk menyampaikan pesan”, seperti menggunakan gerak tubuh, mimik wajah, isyarat tangan dan jarak tubuh. Pease (1987) menyebut bahasa tubuh itu mencakup mulai dari isyarat tangan, isyarat mata, posisi tubuh hingga jarak yang dibangun antara dua orang yang berbicara.

2. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

                Jandt (1998:100-101) menyebutkan beberapa fungsi komunikasi nonverbal dalam komunikasi manusia, yaitu sebagai berikut.
a.       Menggantikan pesan lisan, yang biasanya dilakukan bila situasi tak memungkinkan untuk menyampaikan pesan lisan.
b.      Menyampaikan pesan-pesan yang enak disampaikan secara lisan, penyampaian dengan menggunakan isyarat tanpa merasa menyinggung perasaan atau mempermalukan.
c.       Membentuk kesan yang mengarahkan komunikasi, ada saatnya kita mengelola kesan orang lain terhadap diri kita melalui pesan nonverbal.
d.      Memperjelas relasi, mengingat pesan komunikasi itu mengandung isi dan informasi tentang relasi.
e.      Mengatur interaksi, ini terjadi, misalnya manakala kita terlibat dalam percakapan antarpribadi.
f.        Memperkuat dan memodifikasi pesan-pesan verbal, isyarat-isyarat nonverbal dapat menjadi mata pesan yang mempengaruhi penyandibalikan (decoding) pesan.
Sedangkan Wood (1994:152-155) menyebut ada 3 (tiga) fungsi komunikasi nonverbal, yaitu:
a.       komunikasi nonverbal melengkapi komunikasi verbal;
b.      komunikasi nonverbal mengatur interaksi;
c.       komunikasi nonverbal membangun relasi tingkatan makna, yang pada dasarnya terdiri dari tiga dimensi-dimensi primer relasi tingkat makna, yaitu responsivitas, menunjukan suka-tidak suka, dan kekuasaan atau kontrol.

3. JENIS – JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Jandt (1998:104-116) mencatat ada (9) sembilan jenis komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut:
a.       Proxemics (Kedekatan), Istilah ini berasal dari Edward Hall yang mengambilnya dari kata Proximity (kedekatan) untuk menunjukan adanya ruang atau tetorial baku dan ruang personal yang kita gunakan dalam berkomunikasi.
b.      Kinesics (Kinesik), Istilah ini digunakan untuk menunjukan gerak-gerik atau sikap tubuh (gestures), gerak tubuh (body movement), ekspresi wajah, dan kontak mata.
c.       Chronemics (Kronemik), Istilah ini berkaitan dengan waktu. Ada yang memandang waktu itu berjalan linier atau mengikuti garis lurus yang bergerak dari titik awal menuju titik akhir.
d.      Paralanguage (Parabahasa), Istilah ini menunjuk pada unsur-unsur nonverbal sauara dalam percakapan verbal.
e.      Kebisuan, Istilah ini dipandang agak membingungkan karena membisu dipandang tidak berkomunikasi. Namun sebenarnya, dalam kebisuan orang mengkomunikasikan sesuatu.
f.        Haptics, Istilah ini berkaitan dengan penggunaan sentuhan dalam berkomunikasi.
g.       Tampilan Fisik dan Busana, Istilah ini menunjukan pesan nonverbal dapat juga berupa tampilan fisik dan busana yang dikenakan.
h.      Olfactics, Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera penciuman dalam berkomunikasi nonverbal. Bukan hanya bau wangi parfum, tetapi juga bau badan berpengaruh terhadap komunikasi.
i.         Oculesics, Istilah ini menunjuk pada pesan yang disampaikan melalui mata.

Dengan demikian, komunikasi nonverbal yang menyampaikan pesan-pesan nonverbal merupakan bagian dari setiap bentuk komunikasi manusia. Tanpa ada pesan nonverbal, kita akan merasakan komunikasi berlangsung hambar dan dingin karena fungsi komunikasi nonverbal yang amat penting dalam kegiatan komunikasi.

BAHASA TUBUH

                Bahasa tubuh pada dasarnya penyampaian pesan dengan menggunakan tubuh kita sendiri sebagai penyampai pesannya diluar mulut kita. Dalam berkomunikasi melalui bahasa tubuh, manusia menggunakan semua unsur komunikasi, kecuali ungkapan lisan. Sebagai bagian dari komunikasi nonverbal, fungsi-fungsi komunikasi nonverbal pun melekat pada fungsi bahasa tubuh.

A. EKSPRESI WAJAH
Baskin dan Aronoff (1980:104) menyebutkan sejumlah kondisi emosional yang tampak pada wajah yang sifatnya universal, seperti berikut ini:
a.       Tertarik. Emosi yang menunjukan senang yang mungkin terkait dengan observasi atas satu fenomena baru untuk pertama kalinya.
b.      Gembira. Ekspresi kesenangan atau kegembiraan, yang dekat dengan emosi positif yang sudah ada.
c.       Terkejut. Ini merupakan respons awal terhadap stimulus yang tiba-tiba muncul yang melebihi ambang batas.
d.      Takut. Ini yang terkait dengan naluri menjaga diri. Pada manusia ada tentang luas kemungkinan rasa takut mulai dari yang ancaman bahaya yang biasa-biasa saja hingga teror total.
e.      Kesedihan. Ekspresi kekecewaan terhadap beberapa peristiwa yang terjadi saat ini atau pada masa lalu, kekecewaan atas sesuatu yang tak bisa kita kendalikan sepenuhnya hingga hinaan atau cacian tentang diri kita yang sebenarnya bisa kita lakukan dengan lebih baik.
f.        Marah. Ekspresi yang bersumber sari sesuatu yang mungkin membuat sedih yang ingin kita hindari. Juga merupakan ekspresi terbuka rasa permusuhan yang membentang mulai dari ketidak senangan yang biasa-biasa saja hingga amukan.
g.       Jijik. Ekspresi tidak bisa menerima atau merendahkan yang sangat kuat. Pengirim pesan ini melihat dirinya jelas lebih unggul dibandingkan penerima pesan.

B. MATA
Kepribadian yang kuat diidentikan dengan sorot mata yang tajam. Permainan mata juga dianggap sebagai bagian penting dalam perjuangan hidup. Konon mata manusia, akan membesar atau berkonsentrasi karena sikap dan suasana hatinya berubah dari positif ke negatif (Pease, 1987:93).

C. ANGGOTA BADAN
                Baskin Aronoff (1980:106) memyebutkan beberapa fungsi gerakan anggota tubuh dalam komunikasi. Fungsi tersebut adalah (a) mengilustrasikan apa yang kita komunikasikan, (b) menekankan pada apa yang kita komunikasikan, (c) menata interaksi dalam komunikasi, (d) menunjukan emosi, khususnya tingkat emosi, dan (e) untum menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan kebutuhan emosional.
Bahasa tubuh merupakan bagian sangat penting dalam komunikasi manusia. Bahasa tubuh, sebagai bagian komunikasi nonverbal, juga menyampaikan pesan-pesannya sendiri. Kita bahkan bisa memahami maksud komunikasi seseorangmelalui bahasa tubuhnya. Bahkan kita pun bisa memperoleh ”bocoran”mengenai kondisi emosilawan komunikasi kita melalui bahasa tubuhnya.
Hal lain yang penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan komunikasi antarpribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita. Pesan verbal diperkuat dengan pesan nonverbal atau bahkan untuk hal-hal yang kita rikuh menyatakannya bahasa tubuh atau pesan nonverbal menggantikan pesan verbal. Kerikuhan tersebut baik karena situasinya seperti ditengah keramaian atau pun karena memang isi pesannya seperti pesan yang bernada kritik terhadap orang yang dekat dengan kita.
               Dengan demikian, dalam komunikasi antarpribadi, bahasa tubuh memainkan peran penting. Penggunaan zona dalam komunikasi antarpribadi merupakan salah satu aspek penting bahasa tubuh. Kita akan membawa lawan komunikasi kita pada zona intim untuk menunjukan keakraban sehingga suasana komunikasi antarpribadi bisa terbangun. Kita pun menggunakan bahasa tubuh lainnya, seperti tatapan mata dan sentuhan. Ini menunjukan bahasa tubuh sangat penting dalam komunikasi antarpribadi karena bukan hanya membantu menyampaikan pesan tetapi juga menunjukan sikap kita terhadap lawan komunikasi.

Thursday, April 5, 2012

Catatan Kuliah : Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Organisasi

PERSIAPAN KOMUNIKASI KELOMPOK

Beberapa dari komunikasi yang secara pribadi paling penting dan paling memuaskan terjadi di dalam kelompok kecil. Sifat dasar dan karakteristik ini kemudian kita pakai sebagai dasar untuk mempelajari empat jenis pokok kelompok kecil dan prosedur yang diikuti para peserta kelompok.
            Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Bisa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), dapat merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah).

KELOMPOK KECIL
                Sekumpulan perorangan relatif kecil yang masing – masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka.
KELOMPOK PEMECAH MASALAH
                Sekumpulan individu yang bertemu untuk memecahkan suatu masalah tertentu atau untuk mencapai suatu keputusan mengenai beberapa masalah tertentu.
KELOMPOK NOMINAL
                Mengurutkan beberapa peringkat masalah penting dengan cara mengumpulkan kontribusi para anggotanya dan memprioritaskannya tanpa evaluasi atau diskusi.
KELOMPOK PENGEMBANGAN IDE
                Kelompok yang melakukan Sumbang saran yang merupakan teknik untuk menyelesaikan suatu masalah denang cara memunculkan gagasan sebanyak mungkin.
KELOMPOK PENGEMBANGAN PRIBADI
                Yang berusaha membantu para anggotanya untuk menyelesaikan masalah tertentu, seperti kecanduan alcohol, mempunyai orangtua peminum, atau mantan narapidana.
KELOMPOK PENDIDIKAN ATAU BELAJAR
                Tujuannya untuk memperoleh informasi baru atau keterampilan baru melalui pertukaran pengetahuan.

FORMAT KELOMPOK KECIL
                Kelompok kecil melakukan kegiatannya dengan berbagai format. Format yang paling populer adalah panel atau meja bundar, seminar, symposium, dan symposium – forum.
                Panel atau meja bundar. Dalam format panel atau meja bundar, anggota kelompok mengatur diri mereka sendiri dalam pola melingkar. Mereka berbagi informasi atau memecahkan permasalahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka berbicara. Anggota akan memberikan kontribusinya jika mereka sendiri merasakan layak untuk itu.



                Seminar. Dalam seminar,  anggota kelompok adalah “para pakar” dan berpatisipasi  dalam format panel atau meja bundar. Perbedaannya adalah dalam seminar terdapat peserta yang anggotanya diminta untuk berkontribusi. Mereka ini bisa diminta untuk menhajukan pertanyaan atau memberikan beberapa umpan balik.
                Modifikasi lain dari seminar adalah format seminar dua – panel, yang terdiri dari panel pakar dan panel awam. Panel awam mendiskusikan topik, tetapi jika mereka memerlukan informasi teknis, tambahan data, atau pengarahan, mereka akan meminta bantuan kada anggota panel pakar untuk memberikan informasi yang diperlukan.



                Simposium. Dalam simposium, setiap anggota menyajikan presentasi yang telah disiapkan, seperti halnya pidato didepan umum. Semua pembicara menilik dari aspek yang berbeda mengenai satu topik. Dalam simposium, pemimpin akan memperkenalkan para pembicara, mengatur alur dari satu pembicara ke pembicara lain, dan bisa menyampaikan ringkasannya secara berkala.



                Simposium – Forum. Simposium – forum terdiri dari dua bagian: simposium, dengan pembicara yang sudah disiapkan, dan forum, yang mempersilahkan para hadirin untuk mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh pembicara. Pimpinan akan memperkenalkan para pembicara dan menjadi moderator dalam acara tanya jawab.


ANGGOTA DAN PEMIMPIN DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK

ANGGOTA DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL
Menurut Kenneth Benne dan Paul Sheats (1948) ada 3 klasifikasi kelas umum:
1. Peran Tugas Kelompok
        Peran tugas kelompok adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok.
Kedua belas peran kelompok yang spesifik diuraikan pada tabel berikut.

Tabel Peran Tugas Kelompok


2. Peran Membina dan Mempertahankan Kelompok
        Peran membina dan Mempertahankan Kelompok, Kelompok merupakan satu unit yang para anggotanya memiliki hubungan interpersonal yang beragam. Kelompok dan para anggotanya memerlukan dukungan interpersonal yang sama sesuai yang dibutuhkan anggotanya. Peran Pembina dan mempertahankan kelompok merupakan fungsi untuk mendukung hal ini.
Membina dan mempertahankan kelompok dibagi menjadi tujuh peran spesifik

Tabel Membina dan Mempertahankan Kelompok
3. Peran Individual
         Peran ini menghambat kelompok dalam mencapai tujuannya dan lebih berorientasi pada individu daripada kelompok. Peran semacam ini sering diistilahkan dengan malfungsi, yang menghambat efektifitas kelompok baik dalam produktivitas maupun kepuasan pribadi.
Ada delapan jenis spsifik yang termasuk dalam peran semacam ini.


Tabel Peran Individual

PEMIMPIN DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL

        Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan sebagai pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bisa dipegang oleh beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi. 

Gaya Kepemimpinan
Sebagai tambahan untuk melihat perhatian pokok dalam kepemimpinan, seperti yang kita lakukan dengan teori kepemimpinan situasional, kita dapat juga melihat kepemimpinan dari tiga gaya kepemimpinan: lepas kendali, demokratis, dan otoriter (Bennis & Nanus, 1985; Shaw, 1981).

  • Pemimpin lepas kendali. Pemimpin lepas kendali tidak berinisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. Akan tetapi, pemimpin ini lebih mengizinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan sendiri pekerjaannya, bahkan termasuk juga mengizinkan untuk melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan.
  • Pemimpin Demokratis. Pemimpin demokratis memberikan pengarahan, tetapi mengizinkan kelompok untuk mengenmabngkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki para anggotanya. Para anggota kelompok didorong untuk menentukan saran dan prosedur. Pemimpin demokratis merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota kelompok.
  • Pemimpin otoriter. Pemimpin otoriter merupakan kebalikan dari pemimpin lepas kendali. Pemimpin semacam ini menentukan kebijakan kelompok atau membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau memastikan persetujuan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat impersonal. Komunikasi mengalir dari pemimpin ke pemimpin, tetapi jarang mengalir dari anggota ke anggota. Pemimpin otoriter berusaha untuk meminumumkan komunikasi antarkelompok, sehingga membuat peran pemimpin menjadi lebih penting.

        Diantara fungsi – fungsi tugas pemimpin adalah mengaktifkan interaksi kelompok, mempertahankan interaksi yang efektif, mempertahankan agar para anggota tetap pada jalurnya, memastikan kepuasan anggota, mendorong terjadinya evaluasi dan perbaikan, dan menyiapkan para anggota untuk siap berdiskusi. Pemimpin yang efektif menilai orang, mendengarkan secara aktif, bersikap bijaksana, memberi peghargaan, bersikap konsisten, mengakui kesalahan, memiliki rasa humor, dan memberikan contoh yang baik.

KOMUNIKASI ORGANISASI

Organisasi
        Suatu organisasi bisa didefinisikan sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Ada yang beranggotakan tiga atau empat orang bekerja dengan kontak yang sangat dekat. Yang lainnya memiliki seribu karyawan tersebar diseluruh dunia. Apa yang penting dalam hal ini adala mereka ini bekerja didalam strutur tertentu.
Komunikasi Organisasi
Pengiriman dan penerimaan berbagai pesan didalam organisasi didalam kelompok formal maupun informal organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian juga komunikasinya. 
Jaringan Komunikasi Organisasi
Gambar Jaringan Komunikasi Organisasi
  1. Struktur Lingkaran. Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
  2. Struktur Roda. Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya dipusat. Orang ini merupaka satu – satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
  3. Struktur Y. Struktur Y relative kurang tersentralisasi disbanding denga struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi disbanding dengan pola yang lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah pada Gambar 20.2). tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua (orang kedua dari bawah). Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
  4. Struktur Rantai. Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggotanya yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada diposisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada diposisi lain.
  5. Struktur Semua Saluran. Struktur semua saluran atau pola bintang hamper sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama umtuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkin adanya partisipasi anggota secara optimum.
Komunikasi ke Atas
        Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi misalnya, para pelaksana ke manajernya, atau dari para dosen ke dekan fakultas.
Komunikasi ke Bawah
        Komunikasi ke Bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh manajer kepada karyawannya atau dari dekan fakultas kepada para dosennya.
Komunikasi Lateral
        Komunikasi Lateral adalah pesan antara sesame manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak dibagian yang sama didalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral merupakan komunikasi yang terjadi antara dua dosen sejarah perguruan tinggi yang sama. Komunikasi lateral memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah.
Kabar Burung
        Merupakan saluran yang informal dimana pesan mengalir didalam suatu organisasi.
Kepadatan informasi
        Merupakan situasi dimana informasi yang dikirim kepada setiap orang melebihi kapasitas orang itu untuk memprosesnya.